Senin, 06 Januari 2014

Surat Dari Aku Untuk Mamah...
Mah, aku hanya ingin mengucap satu kata untuk mengawali semuanya, yaitu “Maaf...”, kata ini yang hanya bisa aku berikan. Saat aku membuat surat ini, aku tak kuasa menahan tangis namun karena aku tidak mau ada yang melihat ku menangis, aku selalu menyembunyikan yang sesungguhnya sambil menulis surat ini juga ku dengarkan sebuah lagu bunda ciptaan M.G berulang kali sampai surat ini selesai ku tulis. Mungkin Mamah tidak pernah tau atau tidak akan pernah tau apa yang selama ini aku simpan.

Aku tau, aku sudah menyusahkan mu, tapi dalam hati kecil ini aku ingin selalu mengucapkan maaf sebanyak-banyaknya kepada mu namun keberanian ku selalu menunggu waktu yang tepat, Mah maaf atas kata-kata ku yang menyinggung hati mu, maaf atas bentakan ku yang membuat kau kaget, maaf atas sikap ku yang membuat mu kesal, maaf atas segala yang telah ku lakukan hingga membuat mu menangis secara perlahan di depan atau di belakang ku.

Sambil memejamkan mata, aku selalu meyakinkan diriku bahwa dirimu akan berumur panjang sampai saat aku akan berani berbicara pada mu, tapi aku lebih yakin bahwa aku akan pergi lebih dulu karena aku tau semakin lama aku hidup, itu akan lebih menyusahkan diri dan batin mu. Bagiku kebahagiaan Mamah sangat penting daripada diriku sendiri, jadi jika aku tak berada di samping mu, Mamah akan lebih senang. Maaf juga aku hanya menyimpan beberapa barang yang kau berikan, aku memang tidak bisa menjaga sesuatu dalam jangka lama, namun daya ingat ku cukup kuat untuk menyimpan kejadian yang telah terjadi dan itu tidak akan pernah ku lupakan, maaf juga barang yang ku simpan tidak sempurna lagi.

Sebuah kata terakhir yang bisa ku katakan untuk mengakhiri semua ini adalah “Terima Kasih..”, terima kasih atas apa yang telah kau berikan, semuanya sangat berguna Mah, walau tak semua bisa ku balas tapi aku akan berusaha membalasnya di alam sana.






Coretan Kecil Untuk Meli..

          Mel, tidak terasa waktu begitu cepat kita dewasa, apalagi sekarang ini adalah masa-masa di mana kita menikmati kehidupan remaja. Masih banyak hal-hal yang ingin kita lakukan. Namun Tuhan berkata lain, masa yang indah ini tidak kamu rasakan sampai akhir, hanya awal dan pertengahan yang kamu alami. Kamu begitu cepat meninggalkan kita semua, Mel. Aku tau, mungkin kamu tidak menginginkan semua ini terjadi. Tapi dirimu yang pasrah itu tidak meninggalkan jejak apapun.
          Ingat ga Mel, semasa kecil kita sering main bersama, seperti main masak-masakan, sekolah-sekolahan, rumah-rumahan dll. Yang sangat menjadi memori di benakku adalah di saat kita main sepeda bersama, kita saling berboncengan menggunakan sepedaku, kita sepakat untuk berkeliling perumahan sampai mencoba semua bentuk taman dan duduk beristirahat di sana. Aku pernah mengajarimu cara menaiki sepeda dan sesekali kita pernah menabrak sebuah mobil yang sedang dibersihkan oleh pemiliknya, untungnya kita tidak dimarahi Mel, padahal kita sudah panik setelah melihat sang pemilik mobil menghampiri kita, mukanya cukup menakutkan saat itu, tapi si pemilik mungkin juga berpikir bahwa kami hanyalah anak kecil yang tidak sengaja membuatnya kesal. Pada saat itu, aku sampai lupa apakah kita sudah meminta maaf kepadanya, seingat ku sih sudah. Pada bulan puasa, kita juga sering main bareng Mel. Setelah pulang tarawih kita menyempatkan diri untuk bertemu walau sekedar mengobrol bersama. Aku sangat ingat ketika kamu pernah membagi makanan denganku, dan masih banyak lagi kejadian yang mungkin tidak bisa aku uraikan dengan kata-kata.
          Meli, aku ingin menyampaikan pesan untuk mu, isinya : “Baik-baik ya kamu di sana, aku minta maaf di saat terakhir kamu, aku tak sempat lihat atau jenguk kamu. Aku menyesal Mel, ku harap kamu maafin aku ya di sana. Aku do’ain semua amal dan ibadah kamu diterima dan semoga dosa kamu diampuni. Amin.” Aku di sini hanya bisa berharap keluarga kamu tegar menghadapi keadaan yang ada. Meli, cukup segini yang bisa aku ungkapkan, semoga kamu mendengarnya ya.. J
Selamat tinggal Meli..

By : Yunita
          (teman masa kecilmu)

Diberdayakan oleh Blogger.

It's My Life

Aku seorang perempuan yang selalu punya banyak hayalan. Aku ingin hidupku diwarnai lebih banyak warna. Sehingga apa yang aku awali itulah apa yang akan aku alami. Tua itu pasti tapi dewasa itu pilihan. Berusaha mencari jati diri demi mengenal sosok yang sebenarnya.